26/11/16

Jangan Paksa Guru Menyimpang.

Gambar Ilustrasi


Seperti biasa, setiap 25 november perhatian banyak orang kembali tertuju pada guru.

Semua kembali mengingat jasa jasa besar guru dalam membangun kemajuan anak bangsa.

Tidak ada yang tidak sepakat akan peran besar guru dalam pembangunan bangsa

Bahkan bisa dikatakan guru adalah ujung tombak dalam kemajuan suatu bangsa.

Baik wajah guru,  baik pula wajah bangsa. Sebaliknya, buruk wajah guru suatu bangsa maka bisa dipastikan bangsa tersebut sulit untuk maju.

Mari kita bercermin. Sejak disekolah kita sudah diajarkan oleh guru kita bahwa Indonesia adalah negara berkembang.


Sekarang,  setelah berpuluh tahun kemudian. Anak anak kita masih diajarkan bahwa Indonesia masih bersatus negara berkembang.

Kita harus jujur bahwa peran guru dalam membangun bangsa memang belum optimal. 

Salah satu yang banyak dipertanyakan adalah peran dalam pembentukan karakter bangsa.

Saat ini seolah olah guru 'menyerah' terhadap pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi dalam mempertahankan karakter bangsa.

Padahal sejatinya guru adalah salah satu benteng terakhir dalam mempertahankan karakter bangsa.

Saat sekolah,  kita diajarkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang ramah,  gotong royong, sopan santun peduli sesama, tertib,  bersih, penuh percaya diri dsb.

Melihat fenomena saat ini,  bangsa Indonesia seolah tergambar sebagai bangsa yang kasar, tidak ramah, mudah menghujat, kotor,  rusuh, acuh dsb.

Tentu pergeseran budaya tersebut tidak sepenuhnya salah guru.  Sebab jika terjadi secara masif maka ada sistem yang salah dalam pembentukan karakter bangsa tersebut.

Oleh karena itu,  jangan paksa guru untuk menyimpang secara tidak sadar.

 Fasilitasi guru agar mudah mengembalikan karakter bangsa dengan berbagai regulasi yang memudahkan dan fokus.

Jangan buat guru disorientasi dengan kebijakan kebijakan pendidikan yang pragmatis dan jangka pendek semata.

Kebijakan pengembangan guru tidak melulu berbicara masalah kesejahteraan.

Saat kesejahteraan guru relatif membaik. Maka saatnya pemerintah fokus pada pengembangan kompetensi guru.

Pengembangan kompetensi yang bukan formalistik semata, melainkan menyasar banyak aspek aspek substantif dalam pengembangan karakter bangsa.

Jadi, puja puji terhadap guru tentu tetap. Biar bagaimanapun guru berjasa mencegah hancurnya Indonesia.

Tapi kritik pengembangan dan evaluasi menjadi keharusan, karena kita tidak mau cucu kita kelak masih mengenal Indonesia sebagai negara berkembang.

Guru Mulia karena berkarya
Guru terpuji karena mengaji
Selamat Hari Guru ...
Jasamu tiada tara....

Arsad

Tidak ada komentar: