17/02/16

Seramnya Globalisasi, Didik Anak Dengan Konsep Imunitas.



Globalisasi dan kemajuan teknologi menyebabkan jarak dan waktu menjadi seakan tanpa batas. Informasi mengalir deras bagai tekanan air yang mengalir dari selang hidran. Dengan hilangnya sekat batas tempat dan waktu tersebut membuat berbagai macam jenis informasi mudah masuk ke negara manapun, termasuk Indonesia. Jika  informasi yang masuk adalah informasi yang bermanfaat dan positif tentu menguntungkan. tapi jika informasi yang masuk negatif maka informasi ini harus sekuat tenaga agar dampaknya tidak terlalu buruk. Informasi dapat berdampak negatif bagi suatu bangsa bisa berupa perubahan budaya, nilai, kepercayaan dan lain sebagainya yang dapat menjauhkan nilai nilai luhur yang telah lama di yakini oleh bangsa.


Salah satu dampak buruk dari keterbukaan informasi global adalah maraknya pornografi, narkoba, terorisme dan yang sekarang sedang ramai di bicarakan adalah propaganda tentang kelainan orientasi seksual yang gencar di advokasi oleh negara negara barat. Ke empat hal tadi sangat di tentang oleh ajaran agama dan nilai nilai luhur bangsa, namun sangat masif penyebarannya di Indonesia sehingga bukan tidak mungkin Indonesia hancur bukan oleh perang tapi oleh invasi budaya yang bertentangan dengan nilai nilai kemanusiaan. 

Kelompok yang paling rentan di sasar oleh penyalahgunaan keterbukaan informasi tadi tentunya adalah anak anak dan remaja. Lalu langkah apa yang tepat untuk meminimalisir dampak buruk tersebut bagi anak anak kita ? sebagian orang tua yang sangat ketakutan dengan dampak globalisasi ini melakuka perlindungan yang sangat protektif bagi anak anak mereka. Ada beberapa yang menjalankan konsep tanpa TV di rumah. konsep ini sangat bagus, tapi apakah TV sekarang satu satunya sumber informasi global, jelas tidak. sumber informasi global sekarang sudah sangat dekat dengan anak anak yaitu melalui gadget telepon pintar yang relatif mudah didapatkan. Kemudian, apakah kita juga harus memberlakukan hidup tanpa gadget kepada anak anak kita ? 

Anak-anak jika semakin dilarang akan menimbulkan kecenderungan untuk lebih penasaran dengan hal yang dilarang tersebut. Akan semakin berbahaya jika anak anak mencari tahu sendiri rasa penasarannya itu tanpa didampingi oleh orang tuanya. menjauhkan anak dari TV akan membuat anak anak penasaran dengan TV tetangga, tentu pengawasan menonton TV di tetangga sangat mungkin lebih lemah jika orang tua sendiri yang mengawasi. Pelarangan penggunaan Gadget, tentu membuat penasaran anak anak untuk menggunakan gadget temannya. Tentu lebih berbahaya jika anak anak menggunakan gadget secara liar bersama teman temannya tanpa pengawasan orang tua.

Saya sepakat dengan upaya preventif berupa pembatasan/pengaturan penggunaan TV, telepon pintar dan perangkat lainnya oleh orang tua kepada anak anak mereka. Namun, pengaturan yang hanya didasari atas pembatasan saja justru hanya akan meningkatkan rasa penasaran anak anak, apalagi usia remaja. Dan jika rasa penasaran tersebut tidak didapatkan di rumah, mereka bisa dapatkan jawabannya di luar rumah. oleh karena itu pembatasan penggunaan media elektronik dan media sosial wajib disertai dengan penjelasan yang komprehensif sehingga muncul pemahaman di benak anak anak kita, kenapa suatu hal di larang untuk di dekati apalagi di gunakan/dilakukan. Nah... Proses pemahaman inilah yang seharusnya menjadi langkah utama dalam melindungi anak anak dari paparan informasi yang negatif dan efek buruk globalisasi, sehingga dimanapun mereka berada, mereka sudah punya imunitas yang kuat untuk bisa menyaring mana yang baik dan mana yang buruk.

Sekarang langkah apa yang perlu dilakukan agar anak anak kita terbangun imunitasnya terhadap paparan dampak negatif globalisasi ? berkaitan dengan hal ini ada baiknya kita mengikuti langkah langkah yang dilakukan oleh Lukman terhadap anak anaknya seperti yang dikisahkan dalam Al Quran surat Lukman ayat 13-19. yaitu :

1. Menguatkan tauhid kepada sang pencipta. Artinya dalam rangkan memberikan imunitas yang kuat pada anak anak kita maka ajaran pertama yang harus kita berikan adalah ajaran mengenalkan sang pencipta ke pada anak anak kita dan kita kuatkan keyakinannya agar tidak menyembah selain Allah SWT. Dalam ayat 13 di sebutkan "Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dengan menguatkan Tauhid kepada anak anak kita maka kita telah menanamkan filter pertama. Karena dengan tauhid tersebut anak anak kita akan lebih mudah melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

2. Tanamkan kepada anak anak kita untuk menghormati dan berbuat baik kepada orang tua atau orang yang lebih tua. Dengan hormat kepada orang tua maka anak anak kita akan cenderung patuh terhadap nasihat, arahan, penjelasan dan peringatan peringatan yang disampaikan oleh orang tuanya, seperti disampaikan dalam ayat 14 yaitu "Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu". Dengan demikian, filter kedua juga sudah tertanam kepada anak kita. Dengan filter kedua ini, atas dasar jasa orang tua yang telah mengandung dan merawat saat kecil maka anak anak juga akan lebih mudah untuk dikondisikan menjadi anak anak yang bersyukur dengan keadaan apapun. Anak anak dan remaja yang terlatih untuk selalu bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah SWT maka akan mengurangi rasa penasaran akan hal hal yang jelas jelas dilarang Allah SWT, bahkan jika orang tuanya mengajak kepada keburukan anak kita sudah bisa menolak keburukan tersebut apalagi jika keburukan tersebut diajak oleh orang lain. 

3. Ajarkan anak anak untuk berfikir sebelum bertindak, karena setiap amal dan tindakan sekecil apapun akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Jika amalnya baik maka akan mendapatkan pahala yang ganjarannya syurga, jika amalnya buruk maka akan mendapatkan dosa yang ganjarannya neraka. dalam ayat ke 16 di sebutkan "(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui" . Dengan  bekal filter ketiga ini, anak anak akan terbiasa untuk berfikir jauh sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu.

4. Kondisikan anak anak agar terbangun kesadaran untuk beribadah kepada Allah SWT, karena dengan aktivitas ibadah yang intensif maka kedekatan dengan Allah akan semakin baik dan tentu Allah akan memberikan perlindungan kepada hambanya yang mendekat. Ayat 17 menyebutkan "Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)". Jadi, selain membangun kesadaran untuk memperbanyak ibadah kepada Allah, perlu juga dibangun kesadaran untuk saling menasehati dan mengajak teman / orang lain melakukan banyak hal kebaikan dan mencegah teman / orang lain untuk melakukan hal yang buruk. Filter keempat ini jika sudah melekat ke anak maka imunitas anak anak kita sudah semakin kuat.

5. langkah kelima adalah menanamkan anak anak kita agar terbiasa berbuat baik kepada orang lain dan saling menolong. dengan demikian diharapkan tidak ada ruang dalam fikiran anak anak kita untuk melakukan hal hal yang buruk, bahkan membenci keburukan tersebut. Dalam ayat 18-19 dijelaskan "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai". Sikap yang rendah hati dan tidak sombong serta senantiasa berakhlak baik kepada orang lain menjadi modal penting bagi anak anak kita agar menjauh dari efek efek buruk globalisasi tersebut.

Semoga, dengan sentuhan pendidikan yang tepat maka, anak anak kita dapat terhindar dari masifnya program program penghancur moral anak anak bangsa. Orientasi pendidikan yang menanamkan imunitas yang kuat pada anak tentu memberikan rasa aman tersendiri bagi orang tua dibandingkan dengan pendidikan yang berorientasi pada proteksi yang berlebihan. arsad


Tidak ada komentar: